PRIMA DIET CATERING

Senin, 16 November 2009

SOUTH BEACH diet

SOUTH BEACH diet (SBD) digagas dan diperkenalkan oleh Dr. Arthur Agatston, dokter dari Mount Sinai Medical Center, Florida,California, AS. Diet ini awalnya ia rancang khusus untuk pasien-pasiennya pengidap penyakit kardivaskuler,khususnya penyakit jantung dan stroke, yang umumnya juga mengalami kegemukan. Tercatat nama Bill Clinton dan Hillary Clinton, mantan Presiden dan Ibu negara AS, sebagai pasien Dr. Agatston.
Dulu kita mengenal diet rendah rendah karbohidrat tinggi protein ciptaan Dr. Atkin. Untuk menurunkan berat badan secara kilat, pasien hanya makan daging selama beberapa waktu. Sehingga diet ini dikenal sebagai diet macan (tiger diet). Namun banyak ahli kesehatan termasuk American Heart Association mengecamnya, karena hanya makan daging dalam waktu lama rawan menimbulkan gangguan kesehatan, akibat keasaman tubuh berlebihan.
Menyadari kelemahan tersebut, Dr. Agatston lalu mengkombinasikan diet rancangannya dengan tambahan makanan sehat.
SBD mengajari pola makan sehat.
SBD terbagi dalam tiga tahap atau fase. Dalam setiap fase, SBD tidak hanya berisi program diet penurunan berat badan. Lebih penting dari itu, SBD mendidik pelaku diet mengenal pula makan sehat dan berlatih menerapkannya secara bertahap.
Dalam Fase 1, kita dididik untuk mengenali sumber protein ‘baik’ – protein ‘buruk’. Berlanjut pada fase 2 kita dikenalkan lagi pada jenis – jenis karbohidrat ‘baik’ – karbohidrat ‘buruk’, lemak ‘baik’ – lemak ‘buruk’ yang sebelumnya sudah lebih dulu kita kenal. Memasuki fase 3, kita dianggap sudah memahami pola makan sehat, sehingga tak ada lagi batasan, kecuali makan secukupnya dan tidak berlebihan.
Program rinci SBD
Fase 1
Berlangsung selama 14 hari, merupakan fase awal SBD, sekaligus fase yang terberat. Aturan dietnya sangat ketat. Pola makan diatur agar tinggi asupan protein, khusunya protein hewani rendah lemak dan protein nabati, dilengkapi sayuran. Boleh makan 3 kali sehari –pagi, siang, malam dengan porsi yang cukup, sampai kenyang tapi tidak berlebihan. Hanya saja, tidak boleh mengkonsumsi karbohidrat sama sekali, baik karbohidrat kompleks yang mengenyangkan maupun karbohidrat sederhana yang rasanya manis seperti gula dan buah – buahan.
Fase 2
Waktunya tidak ditetapkan sekian hari seperti dalam Fase 1. Fase 2 dijalani hingga berat badan yang diinginkan tercapai. Biasanya penurunan berat badan lebih lamban. Dalalm Fase 2, selain makanan Fase 1, pelaku SBD boleh mengkonsumsi karbohidrat. Namun terbatas, yakni karbohidrat ‘baik’ yang memiliki IG rendah hingga sedang.
Contoh karbohidrat ‘baik’ mengenyangkan yang disarankan antara lain nasi merah, roti gandum, pasta/spageti dari tepung gandum berkulit ari. Kentang masih dibolehkan, asalkan dibakar atau dipanggang. Buah dengan IG rendah hingga sedang boleh dimakan, tapi secara bertahap dalam porsi terbatas hingga 3 kali sehari. Seperti apel, anggur, pir, papaya, jeruk, stroberi, mangga.
Pada Fase 2 sudah dibolehkan mengkonsumsi susu dan produk susu rendah lemak tanpa gula, di antaranya susu skim dan yogurt polos –tanpa pewarna, esens, maupun biang citarasa –yang rendah lemak.
Terapkan pola makan ini hingga berat badan yang diinginkan tercapai. Jika sudah, Anda siap masuk ke Fase 3.
Fase 3
Dilakukan untuk mempertahankan berat badan impian yang sudah tercapai. Ini merupakan pola makan jangka panjang yang harus terus dijaga. Pada dasarnya, semua makanan boleh dikonsumsi, tapi disarankan rendah lemak dan tidak berlebihan. Pilih lemak dan karbohidrat yang sehat. Aturan baku SBD hars tetap diperhatikan:
 Manfaatkan minyak sehat
 Pilih karbohidrat ‘baik’ dengan, yang kompleks dan mengenyangkan maupun karbohidrat sederhana seperti buah – buahan dan pemanis alami pengganti bula pasir (gula fruktosa, gula stevia).
 Makan buah atau minum jus buah tidak pada waktu yang bersamaan dengan menyantap makanan utama.
 Utamakan makanan alami, bukan makanan olahan atau makanan instan.
Makanan nakal boleh dikonsumsi sesekali dan jumlahnya tidak berlebihan. Hasil baik dari SBD akan terhapus jejaknya jika anda tidak mematuhi “pendidikan gizi” sepanjang Fase 1 – Fase 2 dan lagi – lagi kesehatan jadi taruhannya.

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda